Minggu, 28 Februari 2010

METODE METODE MENGAJAR

E. METODE KARYAWISATA

Metode karyawisata adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa peserta didik untuk mengunjungi obyek akan dipeIajari di luar sekolah. Hal ini ditempuh karena obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa ke dalam kelas, misalnya: terlalu besar dan berat, berbahaya, akan berubah bentuknya bila berpindah tempat dan sebagianya.

Karyawisata merupakan bagian terpadu dari keseluruhan kegiatan akademis untuk menunjang tetcapainya tujuan kuri kuIer.

Karyawisata dapat dilaksanakan oleh seluruh peserta didik di setiap jenjang sekolah, tetapi untuk peserta didik dari sekolah rendah (TK dan SD) hendaknya dibatasi pada kunjungan ke obyek-obyek disekitar sekolah saja.

Untuk melaksanakan karyawisata hendaknya diperhatikan beberapa kriteria sebagai pedoman dalam menentukan obyek yang meliputi :

1. Obyek berhubungan langsung dengan topik yang sedang dipelajari.

2. Obyek dapat merangsang topik baru.

3. Karyawisata juga dapat dilaksanakan oleh peserta didik sendiri baik bersama-sama dengan keluarganya mapupun teman temannya.

4. Dalam karyawisata agar diperhitungkan jarak antara lokasi obyek dengan sekolah, waktu, energi dan faktor pembiayaannya.

5. Jika dipandang perlu suatu obyek dapat dikunjungi lebih dari satu kali.

6. Karyawisata akan berjalan lancar apabila ada pemandu yang memahami lokasi/obyek yang bersangkutan.


Karyawisata dilaksanakan dengan tujuan:

1. Untuk memadukan pengalaman peserta didik yang diperoleh selama di sekolah dengan pengalaman aktual di masyarakat, termasuk lingkungan fisik, terutama bagi peserta didik yang memiliki latar belakang terbatas. Dengan demikina kesan-kesan negatif yang mungkin timbul dapat diperkecil dan dinetralkan. Pada gilirannya peserta didik akan memperoleh seperangkat pengalaman yang utuh balk secara teori maupun praktek.

2. Untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik rnelakukan observasi dan wawancara sendiri guna memperoleh keterangan yang bersangkutan dengan battan pelajaran dan memper kenalkan berbagai pengalaman baru yang tidak mungkin diberikan di sekolah serta belajar keterampilan-keterampilan sosial.


Tujuan tersebut dicapai dengan memanfaatkan kelebihan metode karyawisata :

1. Membuat Persiapan, antara lain :

  1. Merumuskan Indikator
  2. Mempertimbangkan dan menetapkan obyek. Disini akan lebih baik apabila dilakukan bersama-sama dengan guru mata pelajaran lain melalui program lintas kurikulum
  3. Mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah dan orang tualwali peserta didik.
  4. Memperhitungkan jumlah peserta didik yang ikut karyawisata, selanjutnya dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan maksimal 5 orang peserta didik.

    e. Merumuskan peraturan tata tertib bersama peserta didik termasuk langkah-langkah pengamanannya.

    f. Menetapkan lamanya waktu karyawisata termasuk jadwal perjalanan dengan asumsi bahwa perjalanan secara sendiri-sendiri. Di samping itu juga perlu diperhitungkan keadaan cuaca dan musim.

    g. Menetapkan orang-orang atau instansi-instansi yang harus dihubungi dilokasi karyawisata, termasuk mempersiapkan perizinan.

    h. Mengunjungi lokasi terlebih dahulu bila dipandang perlu.

    i. Memperhitungkan pembiayaan, termasuk untuk transportasi, akomodasi-kosumsi sekaligus mengumpulkan uang dari siswa untuk membantu mereka yang tidak mampu.

    j. Menetapkan teknik untuk menjaring data selama karyawisata, rnisal apa yang perlu dilihat, dicatat melalui observasi dan wawancara, termasuk kelengkapan belajarnya perlu disiapkan, seperti: lembar observasi, angket dan sebagai nya. Di sini juga perlu dijelaskan secara global keadaan obyek yang akan dikunjungi, pembagian tugas untuk masing masing kelompok dan bagaimana cara membuat laporannya.


2. Melaksanakan karyawisata dengan jalan:

a. Mengadakan pertemuan dengan penguasaan atau petugas obyek.

b. Peserta didik secara berkelompok melakukan observasi dan wawancara tentang obyek sesuai dengan tugasnya masing masing. Di sini guru sebagai pendamping selama melakukan kegiatan peserta didik harus mematuhi tata tertib yang telah dibuat termasuk tata tertib di sekitar obyek untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan termasuk mengganggu keberadaan obyek.

c. Selesai melakukan observasi dan wawancara peserta didik dikumpulkan dan kalau mungkin diadakan tanya jawab dengan penguasa atau petugas obyek. Kemudian secara tertib rombongan meninggalkan obyek.


3. Tindak Lanjut

a. Guru memberikan ulasan tentang obyek dihubungkan dengan bahan pelajaran.

b. Membuat cheklist yang berisi nilai-nilai perjalanan yang dilakukan.

c. Secara klasikal peserta didik mengadakan diskusi tentang hasil karyawisata termasuk beberapa permasalahan yang tidak dapat dipecahkan selama perjalanan sebagai sumbangan untuk pelaksanaan karyawisata selanjutnya.

d. Menetapkan siapa yang harus menulis ucapan terima kasih untuk disampaikan kepada penguasa obyek, instansi di lokasi obyek clan sebagainya.

e. Menyusun bahan-bahan yang diperoleh dari obyek baik berupa benda asli, tiruan, gambar, catatan termasuk membuat laporan tentang perjalanan yang dilakukan sebagai bahan dokumentasi di kelas/sekolah berupa pajangan (display). dan sebagaian dari laporan di sampaikan kepada Kepala Sekolah, guru clan lnstansi di lokasi obyek.


F. METODE BERMAIN PERAN

Metode bermain pet-an (role playing) merupakan salah satu bentuk dari metode simulasi, yaitu memainkan peranan melalui peragaan secara spontan tanpa naskah/skenario dan persiapan, yang dilakukan berdasarkan suatu peristiwa dalam situasi dan kondisi sebelumnya yang sudah pasti.


1. Maksud dan tujuan digunakan metode bermain peran, antara lain:

a. Agar peserta didik menghayati kemudian berpikir dan berperilaku sesuai dengan peristiwa yang dialami orang lain dalam kehidupan nyata.

b. Agar peserta didik memahami sebab-akibat suatu peristiwa dengan menggambarkan situasi hubungan antara manusia secara realistis, kemudian menarik generalisasi atas peristiwa tersebut untuk diterapkan dalam situasi baru.

c. Mendorong peserta didik untuk berpartisipasi dan menumbuh kembangkan perasaan, daya imajinasi dan kreativitasnya dalam belajar.

d. Menumbuh kembangkan keberanian peserta didik dalam berhubungan dengan permasalahan yang kontroversial secara realistis.

e. Agar peserta didik mengenal dan mengkaji nilai-nilai, norma-norma dan peranan budaya dalam realistis kehidupan.

f. Agar peserta didik trampil dalam membuat keputusan menurut caranya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber yang relevan.


2. Manfaat digunakan metode bermain peran, antara lain:

a. Membatu peserta didik menemukan makna dirinya dalam kelompok.

b. Membantu peserta didik menemukan masalah pribadi dengan bantuan orang lain.

c. Memberikan pengalaman pada peserta didik melalui kerja sama dalam memecahkan petmasalahan.

d. Memberikan pengalaman pada peserta didik dalam menumbuh kembangkan sikap dan ketrampiiannya memecahkan permasa lahan.

e. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengamati secara langsung akibat dari suatu tindakan sehingga memperoleh pengalaman.

f. Membantu peserta didik dalam membuat kaidah umum (gene ralisasi) atas suatu peristiwa yang diamati kemudian bersikap dan berperilaku sesuai dengan kaidah tersebut.


3. Situasi yang dapat digunakan untuk bermain peran, antara lain:

a. Pertentangan antara pribadi (inter personal conflicts).

Untuk mencari pemecahan masalah, langkah yang terbaik dengan memperhatikan berbagai macam aspek yang menyebabkan terjadinya pertentangan.

b. Hubungan antara kelompok (inter group relations), seperti masalah hubungan antar suku, bangsa, kepercayaan, agama, adat istiadat dan sebagianya.

Untuk mencari pemecahan masalah, langkah yang terbaik atas dasar prinsip saling memberi dan menerima (take and gave).

c. Kemelut pribadi (individual dilemmas), seperti kemelut yang timbul jika seseorang terpaut antara dua nilai yang berbeda atau antara dua kepentingan yang berbeda, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah tersebut, karena penilaian mereka umumnya mengutamakan dirinya sendiri (ego sentris). Untuk mencari pemecahan masalah, langkah yang terbaik dengan mengatur keseimbangan antara keinginan pribadi dengan tuntutan masyarakat berdasarkan kebiasaan yang berlaku.

d. Tindakan pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan orang banyak, seperti: pelaksana upacara adat, perkawinan adat, dan sebagainya. Untuk memecahkan masatah, langkah terbaik dalam pengambilan keputusan secara demokratis.


4. Langkah-langkah penggunaan metode bermain peran:

a. Persiapan

1. Merumuskan Indikator

2. Menetukan topik yang dipermasalahkan sesuai dengan KD

3. Mengidentifikasi peran yang diperlukan, pengamat, waktu dan ruangan yang tepat.

4. Membuat alat kegiatan bermain peran yang akan di lakukan oleh peserta didik sebagai pemegang peran.


b. Pelaksanaan

1. Menginformasikan Indikator

2. Menginformasikan alat kegiatan bermain peran.

3, Menjelaskan topik yang dipermasalahkan dengan menafsirkan dalam bentuk ceritera yang tidak selesai (Unfinish Story).

4. Menjelaskan peran-peran dan memilih pemegang perannya.

5. Memilih pengamat dan menjelaskan tugas-tugasnya.

6. Melaksanakan bermain peran secara spontan menurut alat kegiatan yang telah ditetapkan.

7. Mendiskusikan hasil bermain peran antara pengamat dan pemegang peran, untuk kepentingan bermain peran berikutnya jika dipandang perlu.

8. Melaksanakan kembali bermain peran yang sudah diperbaiki, sesuai dengan langkah No. 6.

9. Mendiskusikan hasilnya, sesuai dengan langkah No. 7.

10.Membuat kesimpulan hasil bermain peran dengan jalan menghubungkan situasi permasalahan dengan pengalaman pemegang peran berdasarkan kenyataan yang ada.


G. METODE SOSIODRAMA

Seperti halnya metode bermain peran, metode sosiodrama juga merupakan salah satu bentuk dari metode simulasi, tentang maksud, tujuan dan manfaat serta situasi dari episode yang dimainkan antara metode bermain peran dan metode sosiodrama adalah sama.

Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada:

1. Bagian-bagian dari suatu episode yang dimainkan oleh pemegang peran disebut bermain peran, sedangkan secara ke seluruhan suatu episode yang dimainkan oleh pemegang peran disebut sosiodrama.

Dengan demikian metode bermian peran merupakan bagian dari metode sosiodrama.

2. Masing-masing kegiatan dalam sosiodrama biasanya:

a. Dipersiapkan terlebih dahulu dengan naskah yang menggambarkan suatu cerita atau peristiwa tertentu dalam bentuk skenario yang baik dan tepat.

b. Para pemegang peran dipilih yang diperkirakan dapat membawakan peran sesuai dengan karakter tokoh-tokoh yang dalam ceritanya atau peristiwa.

c. Para pemegang peran dilatih terlebih dahulu secara intensif.

d. Para pemegang peran menggunakan kostum sebagaimana biasanya digunakan oleh tokoh yang diperankan.

e. Setting yang melatar belakangi ceritera atau peristiwa yang dimainkan ditata sedemikian rupa seolah-olah barkan kondisi yang sebenarnya.

Kegiatan-kegiatan sebagaimana diuraikan di atas tidak diperhitungkan dalam melaksanakan metode bermain peran, karena semuanya hanya dilakukan secara spontan tanpa persiapan dan apa adanya.


Langkah-langkah metode sosiodrama:

1. Persiapan

a. Merumuskan Indikator

b. Menentukan topik yang bermasalah sesuai dengan KD

c. Menyusun naskah cerita atau peristiwa sehubungan dengan topik dalam bentuk skenario. Hal ini sebaiknya didiskusi kan dan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan perubahan terhadap skenario yang sesuai. Karena kemungkinan mereka akan mengemukakan sesuatu yang belum terdapat dalam skenario, sehingga mereka lebih menghayati perannya.

d. Membuat alat kegiatan sosiodrama yang akan dilakukan oleh peserta didik sebagai pemegang peran.

e. Menetapkan peserta didik yang akan memegang peran dan dilatih secara intensif sesuai dengan skenario yang telah disiapkan. Akan lebih baik kalau peserta didik diberi kesempatan untuk memilih perannya sendiri, dengan demikian mereka akan memerankan secara lebih baik dan mungkin peran yang dipilih mempunyai arti tersendiri bagi dirinya.

f. Menentukan setting yang kemudian ditata sedemikian rupa sehingga mendekati kondisi yang sebenarnya.

g. Memilih kostum yang biasa digunakan oleh tokoh dalam ceritera dan mempersiapkannya.

h. Memilih pengamat dan menjelaskan tugas-tugasnya.




2. Pelaksanaan

a. Siswa sebagai pemegang peran memainkan perannya masing masing menurut skenario dan alat kegiatan sosiodrama yang sudah disiapkan.

b. Mendiskusikan hasil sosiodrama antara pengamat dan pemegang peran. Di sini guru agar memberikan pengarahan sehingga peserta didik dapat menghayati sebab dan akibat dari ceritera atau peristiwa yang baru dimainkan.

c. Mambuat kesimpulan dengan jalan menarik generalisasi berdasarkan jawaban-jawaban yang dikemukakan dalam diskusi sehingga dapat dirumuskan beberapa kaidah yang dianggap penting.

d. Menghimbau peserta didik agar menerapkan kaidah-kaidah tersebut dalam kehidupannya. Di sini guru hendaknya memberikan petunjuk agar peserta didik sebelum menerapkan suatu kaidah agar terlebih dahulu di bandingkan apa yang sudah dilakukan dengan seharusnya dilakukan.

Tidak ada komentar: