B. Keterampilan Menjelaskan
Tidak jarang bahwa guru dalam mejelaskan atau memberikan informasi hanya jelas bagi dirinya sendiri.Hal ini disebabkan antara lain guru belum mengenal tingkat pemahaman peserta didik yang notabane berbeda-beda. Disamping latar belakang lain seperti ekonomi dan sosiai budaya, ternyata tidak sedikit peserta didik yang belum mampu menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lain. Untuk itu keefektifan guru dalam memberikan penjelasan tentang materi yang disajikan akan meningkatkan pemahaman peserta didik yang beranekaragam latar belakangnya.
1. Pengertian
Keterampilan menjelaskan adalah menyajikan materi dengan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis sehingga terdapat hubungan, misalnya: sebab akibat, antara yang sudah diketahui dengan yang beium diketahui, antara hukum (dalil, definisi) dengan bukti-bukti atau contoh sehari-hari.
2. Tujuan Penggunaan
a. Untuk membimbing peserta didik dalam memahami jawaban dari pertanyaan " mengapa" yang diajukan oleh guru atau sesama peserta didik.
b. Membantu peserta didlk dalam memahami materi yang bersifat konsep, dalil hukum dan sebagainya secara obyektif dan benar.
c. Melibatkan peserta didik untuk berfikir memecahkan masalah atau perta
nyaan.
d. Untuk mendapatkan umpan balik tentang tingkat pemahaman peserta didik dan mengatasi kesalahpengertiannya terhadap materi yang disajikan.
e. Mernbantu peserta didik untuk menghayati dan mendapatkan proses, penggunaan bukti dalam menyelesaikan masalah yang meragukan.
3. Prinsip Penggunaan
a. Penjelasaan dapat diberikan pada awal, tengah atau akhir pertemuan, tergantung keperluan dan dapat diselingi tanya jawab.
b. Penjelasan hendaknya relevan dengan indikator .
c. Penjelasan dapat diberikan atas dasar pertanyaan dari peserta didik dan atau direncanakan sendiri oleh guru.
d. Materi yang dijelaskan hendaknya bermakna bagi peserta didik.
e. Penjelasan hendaknya sesuai dengan belakang kemampuan peserta didik.
4. Komponen Keterampilan Menjelaskan
a. Menganalisis dan Merencanakan Penjelasan.
1) Isi pesan (materi) yang akan dijelaskan.
a) Menganalisis materi s:cara keseluruhan untuk mengidentifikasi hubungan unsur-unsur yang akan di jelaskan.
b) Menentukan jenis hubungan dari unsur-unsur yang di jelaskan.
c) Menggunakan hukum, rumus atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan antar yang telah ditentukan.Atau penerapan hukum, rumus atau generalisasi pada peristiwa lain.
2) Penerima pesan (peserta didik).
Dalam merencanakan suatu penjelasan hendaknya di analisis latarbelakang peserta didik. Karena berhasil tidaknya suatu penjelasan tergantung penerima pesan yang mendengarkan. Disamping itu apakah suatu penjelasan:
a) Relevan dengan pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik atau situasi yang membingungkan mereka.
b) Memadai, yaitu mudah di serap oleh peserta didik melalui apa yang telah diketahuinya.
c) Cocok dengan khasanah pengetahuan peserta didik pada waktu itu.
b. Menyajikan Suatu Penjelasan.
1) Kejelasan.
Dalam menyajikan suatu penjelasan hendaknya menggunakan bahasa ucapan dengan jelas lafal katanya, jelas kata-katanya, volume suara memadai, dan lancar dalam penyajiannya.Hindarilah menggunakan kata penyela, seperti: aaa, eee, mmm, eh, dan sebagainya. Kalimat menggunakan tata bahasa yang baik dan benar dan hindari kalimat yang kurang atau tidak lengkap. Untuk mengurangi salah tafsir, maka penggunaan istilah asing, baru agar diberikan artinya yang jelas. Hindari penggunaan istilah, ungkapan, seperti sejauh mana, yang semacam itu, kira-kira, beberapa, satu atau dua sudah cukup, dan sebagainya.
Upayakan adanya waktu diam sejenak (senyap) untuk melihat apakah yang dijelaskan telah dimengerti oleh peserta didik.
2) Penggunaan Contoh dan Ilustrasi.
Pemahaman peserta didik terhadap konsep baru apalagi yang sulit dapat ditingkatkan dengan menghubungkan konsep dengan dengan pengetahuan atau situasi yang telah diketahui sebelumnya, yang disertai contoh yang jelas dan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Upayakan contoh-contoh dikaitkan dengan dalil, rumus, hukum (generalisasi) sehingga penjelasan lebih menarik, efisien clan efektif.
3) Pemberian Tekanan.
Dalam penjelasan, perhatian peserta didik agar dipusatkan pada masalah pokok dan cara pemecahanya. Agar dikurangi penjelasan yang tidak penting dan berarti.
a) Varisasi Cara Mengajar.
Penjelasan untuk masalah yang penting hendaknya memberikan tekanan suara dan perubahannya, dari keras ke lembut, bernada tinggi ke rendah, bergetar dan sebagainya.
b) Struktur Sajian.
Penjelasan hendaknya menunjukkan arah atau tujuan utama penjelasan isi materi, dengan jalan:(1) memberikan ikhtisar dan pengulangan; (2) memafrase (menyatakan dengan kalimat lain) jawaban peserta didik dan; (3) memberikan isyarat lisan seperti: "pertama", "kedua", dan sebagainya.
4) Balikan (Umpan Balik).
Selama penjelasan hendaknya diberikan kesempatan peserta didik untuk menunjukkan pemahaman atau ketidak mengertiannya, terhadap isi penjelasan dengan mengajukan pertanyaan atau meIihat tingkah laku dan mimik peserta didik. Pertanyaan yang dapat diajukan, misalnya: "Apakah kalian mengerti penjeIasan tadi? atau "Apakah penjelasan tadi bermakna bagi katian'?".
Hal ini untuk menyesuaikan penjelasan, misalnya kecepatannya, memberikan contoh tambahan, mengulang kembali hal-hal yang penting.
Guru yang hangat dan akrab dengan siswanya akan selalu menunjukkan antusias dalam mengajar dan mengelola kelas.
Kehangatan pribadi akan sangat tergantung dari bawaan dan pengetahuan tentang mengelola kelas. Tingkat kesenangan siswa terhadap guru akan mempengaruhi kehangatan yang dipancarkan oleh guru saat mengajar. Frand W. Hart menyimpulkan beberapa kriteria guru yang disukai siswanya (dari suatu penelitian di USA) :
a. Guru yang suka membantu murid dalam pelajaran, misalnya menerangkan pelajaran dengan jelas dan menggunakan contoh-contoh yang jelas.
b. Guru yang periang, gembira mempunyai perasaan humor.
c. Bersikap bersahabat, merasa menjadi salah seorang anggota dari kelompok kelasnya.
d. Mempunyai perhatian baik terhadap siswa dan dapat memahami siswa.
e. Berusaha agar pekerjaan menarik dan dapat membangkitkan keinginan bekerja bagi murid.
f. Bersikap tegas dan memunyai rasa hormat terhadap murid (dapat menjaga ketertiban kelas).
g. Tidak pilih kasih atau tidak mempunyai anak kesayangan.
h. Tidak suka mengomel atau mencela dan tidak berkata kasar.
i. Dapat dijadikan sebagai teladan/contoh, atau murid dapat mempelajari sesuatu dari padanya.
j. Mempunyai pribadi yang menyenangkan.
Sebagai bandingannya, di sini ada baiknya dikemukakan pula beberapa ciri guru yang tidak disukai siswa :
a. Terlampau pemarah, tidak pernah senyum, berkata kasar.
b. Tidak suka membantu murid, tak jelas menerangkan pelajaran tidak tegas memberikan tugas, tidak mempunyai persiapan.
c. Pilih kasih, menekan murid-murid tertentu
d. Tinggi hati, sombong dan tidak mengenal murid.
e. Tak keruan, tidak teliti, tak mempunyai toleransi kasar dan menyeramkan suasana.
f. Tidak adil memberi angka baik dalam ulangan maupun dalam ujian.
g. Tidak dapat menjaga perasaan anak, suka membentak-bentak siswa di hadapan teman-temannya.
h. Tidak mempunyai tugas dan pekerjaan rumah yang tidak sepantasnya.
i. Tidak dapat menjaga disiplin di dalam kelas.
Bagaimana dengan ciri-ciri guru yang anda senangi, apakah ada kesesuaian dengan hasil penelitian seperti disebutkan di atas. Dan kenapa pakaian yang indah, wajah yang cantik/ganteng, suara yang merdu kurang mendapat perhatian murid.
Sedangkan untuk menjadikan seorang antusias dalam mengajar terlebih dahulu di pengajar harus :
a. Dapat menguasai bahan/materi pelajaran yang akan diajarkan sepenuhnya, jangan hanya mengenal akan tetapi juga dapat memakainya. Dan bahan yang diajarkan itu harus berarti dan berguna bagi kehidupan sekarang dan masa yang akan datang.
b. Dapat menyesuaikan methode mengajar dengan bahan yang diajarkan (tahu kapan methode tertentu dipergunakan dan untuk bahan yang bagaimana methode tertentu dipergunakan)
c. Dapat menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan si anak.
5) Gaya Mengajar Yang Luwes dan Penggunaan Variasi
Gaya mengajar guru adalah segala lagak lagu guru yang terlihat dalam segala tindak tanduknya sebagai pencaran dari diri pribadinya saat ia mengajar, gaya mengajar akan terkait dengan peribadiannya.
Gaya mengajar yang baik adalah gaya mengajar yang wajar yang tidak dibuat. Yang termasuk ke dalam gaya mengajar ini :
a. Cara guru berdiri di muka kelas
b. Cara guru bergerak dan berjalan di muka kelas
c. Gerakan-gerakan tangan yang dilakukan saat mengajar
d. Pandangan mata yang luas pandangannya
e. Mimik dan gerakan muka
f. Suara, cara menulis, bertanya dan menegur
g. Dan lain sebagainya.
Komponen ini diharapkan dapat menyatu hadir bersama guru saat mengajar yang dibarengi dengan "sikap tanggap" sikap tanggap ini dapat dilakukan dengan cara :
- Memandang kelas dengan cara seksama, dan kontak pandang antara guru dan siswa, serta tahu kapan dipergunakan masing-masing komponen tersebut.
- Berjalan keliling mendekati siswa baik dalam bentuk kelompok kecil maupun secara individu.
- Pernyataan bahwa guru telah siap untuk memulai pelajaran dan siap merespon kebutuhan siswa.
Penggunaan variasi dalam mengajar akan meliputi tiga aspek yaitu :
- Variasi gaya mengajar
- Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran
- Variasi dalam interaksi antara guru dan siswa.
Dalam mengajar ada variasi apabila guru dapat menunjukkan adanya perubahan dalam gaya mengajar, media yang dipergunakan berganti-ganti dan ada perubahan dalam pola interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa.
Prinsip penggunaan variasi, dalam menggunakan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, disamping juga harus ada variasi penggunaan komponen-komponen untuk tiap jenis variasi sehingga tujuan pengajaran tercapai.
Komponen-komponen variasi :
- Variasi suara (intonasi, nada, volume dan kecepatan) guru dapat mendramatisasi suatu peristiwa, menunjukkan hal yang perlu, hal yang diperhatikan dengan memakai secara tepat variasi suara.
- Penekanan, untuk memfokuskan perhatian terhadap suatu aspek yang penting atau aspek kunci sehingga perilaku yang mendukung untuk itu perlu ditegakkan. Penekanan ini bisa dilakukan secara verbal, secara gestural.
- Pemberian waktu, untuk mengembalikan suasana tenang atau untuk menarik kembali perhatian siswa dapat dilakukan dengan merubah bersuara menjadi sepi, dari kegiatan menjadi tidak berkegiatan.
- Kontak pandang, bila guru berbicara atau berinteraksi dengan siswa sebaiknya mengarahkan pandangannya ke seluruh kelas menatap mata setiap siswa. Guru dapat menggunakan matanya untuk menyampaikan informasi, merobah suasana serta mengambalikan keadaan kepada situasi yang diharapkan.
- Gerakan anggota badan, variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan, tidak hanya akan menolong dalam penyampaian informasi akan tetapi juga dapat efektif dipergunakan untuk mengembalikan keadaan kepada situasi yang diharapkan.
- Pindah posisi, perpindahan posisi guru dalam kelas akan dapat menarik perhatian siswa. Perpindahan ini bisa saja dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan, atau dari berdiri ke duduk. Yang penting dalam perpindahan posisi ini harus ada tujuan yang diharapkan bukan hanya sekedar mondar mandir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar