Minggu, 28 Februari 2010

KETRAMPILAN BERTANYA

C. KETRAMPILAN BERTANYA



Pada hakekatnya bertanya adalah inti dari mengajar.Dalam proses pembelajaran, pertanyaan cenderung untuk kepentingan yang ditanya.Untuk itu latihlah keberanian peserta didik untuk bertanya sehingga mereka terarah ke indikator dan terhindar dari hal yang menyesatkan.

Di samping itu menurut John Dewey, bahwa: "berpikir adalah bertanya". Dengan mengajukan pertanyaan secara berencana, peserta didik diantarkan untuk berpikir kritis, kreatif dalam proses dan hasil belajar. Pertanyaan yang tersusun dengan baik sebenarnya Iebih dari separo terjawab.Satu gambar dapat bernilai seribu kata, dan satu pertanyaan yang tepat dapat bernilai seribu gambar.

Mengajukan beberapa pertanyaan lebih baik dari pada mengetahui semua jawaban.Sehubungan dengan hal diatas, maka selama proses pembelajaran peserta didik perlu dilatih keberaniannya dalam mengajukan pertanyaan.


1. Pengertian Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya adalah keterampilan yang berisi ucapan verbal yang meminta respon dari peserta didik.


2.Tujuan Keterampilan Bertanya

  1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi
  2. Memusatkan perhatian peserta didik terhadap konsep-kosep pokok materi
  3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat peserta didik dalam belajar.
  4. Meningkatkan keterlibatan peserta didik selama proses pembelajaran
  5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengasimilasikan informasi.
  6. Mendorong peserta didik untuk berani berpendapat dalam diskusi.
  7. Menguji dan mengukur hasil belajar peserta didik.
  8. Menstimulasi peserta didik untuk bertanya pada diri sendiri atau temannya.
  9. Menstrukturkan pertanyaan atau tugas yang memungkinkan peserta didik belajar secara maksimal.
  10. Mengembangkan cara berpikir peserta didik.
  11. Mengembangkan refleksi dan komentar peserta didik terhadap respon temannya.

    l. Mengungkapkan keinginan yang sebenarnya dari peserta didik melalui ide dan perasaanya.


3. Prinsip Penggunaan Keterampilan Bertanya


a. Kehangatan dan keantusiasan (sikap, gaya, suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan).

Sikap hangat dan penuh semangat yang ditunjukkan guru dalam menanggapi jawaban (respon) peserta didik, sangat penting dalam memelihara kelangsungan peran aktif peserta didik selama proses pembelajaran dan terhadap sesamanya. Untuk itu perhatikan sungguh-sungguh respon peserta didik, janganlah dikritik melainkan tuntunlah sampai menemukan jawabannya. Hindari kebiasaan-kebiasaan:(1) mengulang pertanyaan sendiri; (2) mengulang jawaban peserta didik; (3) menjawab pertanyaan sendiri: (4) pertanyaan yang memancing jawaban serentak; (5) pertanyaan ganda; (6) menunjuk peserta didik terlebih dahulu sebelum pertanyaan diajukan.


b. Bervariasi

Pertanyaan harus dilakukan dengan bervariasi seperti bentuk pertanyaan, cara menyampaikan pertanyaan serta waktu mengajukan pertanyaan dalam proses pembelajaran. Adakalanya diajukan di awal proses atau diajukan di akhir atau di tengah proses.


4. Komponen Keterampilan Bertanya

1) Jelas, dan Singkat

Pergunakan kata-kata hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan peseta didik.

2) Pemberian Acuan

Sebelum mengajukan pertanyaan dapat disampaikan acuan yang relevan dengan respon yang diharapkan.

3) Pemusatan

Pada umumnya dimulai dari pertanyaan berfokus luas kemudian mengarah ke pertanyaan yang berfokus sempit.

4) Pindah Gilir

Semula pertanyaan ditujukan ke kelas, kemudian menunjuk beberapa peserta didik dengan jalan menyebut nama mereka secara bergilir.

5) Penyebaran

Pemberian giliran menjawab pertanyaan hendaknya merata.

6) Pemberian Waktu Berpikir

Pertanyaan diajukan ke kelas, kemudian selang beberapa detik baru rnenunjuk peserta didik untuk merespon.

7) Pemberian Tuntunan.

Hal ini dilakukan bila jawaban peserta didik kurang sempurna, yaitu menuntun sampai mereka menemukan jawaban yang benar, misalnya dengan:(1) mengulang kembali pertanyaan secara sederhana dan mudah di pahami peserta didik; (2) mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana untuk menuntun ke pertanyaan semula; (3) mengulangi penjelasan yang berhubungan dengan pertanyaan.


b. Komponen Keterampilan Bertanya Lanjutan.

1) Pengubahan Tuntutan Tingkat Kognitif Pertanyaan.

Dapat diIakukan dengan jalan meningkatkan tingkat kesulitan pertanyaan dari pertanyaan yang kurang menuntut pelibatan proses mental ke pertanyaan yang menuntut pelibatan proses mental secara kompleks. sehingga pertanyaan tidak hanya menuntut respon berupa fakta saja tetapi lebih dari itu: pemahaman, aplikasi, analisis, sintesisi dan evaluasi.

2) Pengaturan Urutan Pertanyaan.

Penyusunan dan penyampaian pertanyaan agar urut dari yang mudah ke yang sulit, sederhana ke kompleks.

3) Penggunaan Pertanyaan Melacak.

Untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan, maka pertanyaan dapat ditingkatkan. Misal: meminta peserta didik untuk memberikan alasan atau contoh yang relevan dan sebagainya.

Adapun teknik untuk melacak jawaban peserta didik, antara lain:

a) Klarifikasi.

Cara ini dilakukan jika jawaban peserta didik kurang baik/tepat, maka dapat diminta kejelasannya dengan mengajukan pertanyaan lagi atau dengan kata-kata lain sampai jawaban peserta didik jelas.

b) Meminta Peserta Didik Untuk Memberikan Alasan.

Caranya dengan mengajukan pertanyaan untuk meminta bukti dari jawaban peserta didik, misal:Mengapa anda mengatakan demikian? Bagaimana anda mendapatkan kesimpulan itu?.

c) Meminta Kesepakatan (konsensus).

Mengajukan pertanyaan se.cara klasikal untuk meminta peserta didik lain memberikan kesepakatan atau penolakan terhadap pendapat temannya dengan disertai alasan.

d) Meminta Ketepatan/kecermatan Jawaban.

Hal ini dilakukan apabila jawaban dari peserta didik dirasa kurang tepat. Agar ketepatan respon dapat diwujudkan, maka perlu pertanyaan melacak dengan teknik menuntun.

e) Meminta Jawaban Yang Relevan.

Jika jawaban peserta didik di rasa kurangltidak relevan, maka dapat diajukan pertanyaan yang diminta peserta didik untuk meninjau kembali jawabannya sampai mendapatkan jawaban yang benar dan relevan.

f) Meminta Contoh.

Jika jawaban peserta didik dianggap terlalu luas atau samar-samar, maka dapat diajukan pertanyaan yang meminta peserta didik untuk memberikan contoh atau ilustrasi, sehingga jawaban menjadi lebih baik.

g) Meminta Jawaban Yang Lebih Kompleks.

Apabila jawaban peserta didik di nilai masih dapat di tingkatkan secara luas dan mendalam, maka dapat diajukan pertanyaan yang meminta peserta didik untuk menambah kejelasan dari jawabannya.


4) Peningkatan Terjadinya Interaksi.

ApabiLa peserta didik yang memberikan jawaban hanya sebagian kecil dan cenderung peserta didik laki-laki saja, maka dapat ditingkatkan partisipasi dan interaksi antar peserta didik selama proses pembelajaran. Untuk itu perlu diciptakan situasi sehingga pertanyaan tidak dijawab peserta didik itu-itu saja, misal dengan mengurangi kesempatan peserta didik yang dimaksud dan meminta peserta didik lain untuk memberikan komentar secara kritis atas jawaban temannya.

1 komentar:

Pintamin mengatakan...

Pak Sukarni, ada usul ini, bgm kalau bp membuat artikel strstegi/metode mengajar berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yg ada di kurikulum SLTA tks