Minggu, 28 Februari 2010

KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI

F. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI


Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat, setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya pengambilan keputusan. Untuk itu dibutuhkan forum diskusi (musyawarah) guna melatih keterampilan pengambilan keputusan atau kata sepakat.

Dalam proses pembelajaran tujuan yang hendak dicapai tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga pembentukan keterampiIan dan sikap.Karena itu menuntut adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta didik secara optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan penggunaan metode diskusi kelompak dalarn pelaksanaanya. Kegiatan ini memungkinkan peserta didik untuk menguasai konsep-konsep materi untuk memecahkan suatu masalah melalui proses berpikir kritis, percaya diri, berani berpendapat secara kritis dan positif serta mampu berinteraksi dengan temannya.


1. Pengertian

Diskusi kelompok kecil, yaitu percakapan dalam kelompok yang memenuhi syarat:

a. Melibatkan kelompak yang banyak anggotannya berkisar antara tiga sampai sembilan orang

b. Berlangsung dalam interaksi secara bebas dan langsung

c. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerja sama antar anggota kelompok

d. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju suatu kesimpulan.

Jadi keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara efektif dalarn rangka mencapai indikator .


2. Tujuan

a. Memberikan pengalaman kepada peserta didik daiam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang menuntut pemecahan.

b. Mengernbangkan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi.

c. Melibatkan peserta didik dalam perencanaan dan meningkatkan pengambilan keputusan.



3. Prinsip Penggunaan

a. Diskusi Hendaknya Berlangsung Dalam Iklim Terbuka.

Hal ini ditandai oleh adanya kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal topik lebih jauh, keantusiasan berpartisipasi dan kesediaan menghargai pendapat orang lain serta terbinanya perasaan aman dan bebas berpendapat.


b.Kegiatan diskusi dapat berlangsung secara efektif jika didahului oleh perencanaan dan persiapan yang matang

1).Pemilihan topik sesuai dengan indikator khusus yang akan dicakup, minat dan kemampuan peserta didik serta bermakn.a bagi peningkatan kemampuan berpikirnya.

2).Perumusan, masalah hendaknya mengandung jawaban yang komplek atau jawaban bermacam-macam yang berbeda hanya tingkat kebenaran, sudut pandang dan arah peninjauannya.

3).Penyiapan informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik agar peserta didik memiliki latar belakang pengetahuan yang sama yang dapat diIakukan dengan membaca artikel, melakukan observasi dan lain-lain.

4).Penyiapan diri sebaik-baiknya sebagai pemimpin diskusi. Dalam hal ini guru hendaknya selalu siap sebagai sumber informasi, motivator. Sehingga dapat memberikan penjelasan yang diperlukan dan menyusun pertanyaan yang memotivasi peserta didik dan memahami kesulitannya.

5) Penetapan besar kelompok peserta didik.

Besar kecilnya kelompok mempunyai kekuatan dan kelemahan yang berbeda. Karena itu hendaknya dipertimbangkan pengalaman, kematangan dan keterampilan peserta didik, tingkat kekompakan, intensitas minat, latar belakang pengetahuan dan keterampilan guru memimpin diskusi.

6) Pengaturan tempat duduk, agar diupayakan anggota kelompok dapat bertatap muka dan pemimpin diskusi berada dalam posisi yang memungkinkan dapat berhadapan dengan anggota.Sehingga terpupuk suasana kehangatan, persahabatan, keko hesivan antar peserta.


c. Pemanfaatan Secara Maksimal Kekuatanlkeuntungan Diskusi


1) Hasil keputusan kelompok lebih kaya

2) Anggota kelompok sering dimotivasi oleh kehadiran kelompok lain

3) Anggota kelompok yang pemalu lebih bebas mengemukakan pendapat dalam kelompok kecil

4) Anggota kelompok lebih merasa terikat dalam melaksanakan, keputusan kelompok karena terlibat dalam proses pengambilan keputusan

5) Diskusi kelompok dapat meningkatakan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain (kemampuan berinteraksi)


d.Menghindari atau mengurangi kelemahan-kelemahan diskusi kelompok, antara lain:

1) Diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak daripada cara belajar biasa

2) Dapat memboroskan waktu, terutama bila terjadi hal-hal negatif seperti pengarahan kurang tepat, pembicaraan berlarut-larut, penyimpangan yang tidak ditegur, penampilan yang kurang baik.

3) Anggota yang pendiam atau pernalu sering tidak mendapat kesempatan mengemukakan pendapatnya.Akibatnya ia dapat menarik diri atau terjadi frustasi

4) Jika pemimpin kurang bijaksana diskusi dapat didominasi oieh orang-orang tertentu °


4. Komponen Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil

a. Memusatkan perhatian yang dilakukan dengan jalan :

1) Merumuskan tujuan pada awal diskusi dan mengenalkan topik atau masalah yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang mengugah rasa ingin tahu

2) Menyatakan masalah-masalah khusus dan menyatakan kembali bila terjadi penyimpangan

3) Mencatat perubahan-perubahan yang tidak relevan yang mengakibatkan penyimpangan dari tujuan atau masalah pokok yang dipecahkan

4) Merangkum hasil pembicaraan pada tahap-tahap tertentu sebelum melanjutkan masalah berikutnya

b. Memperjelas masalah atau urutan pendapat sehingga peserta diskusi mendapat gambararn yang sama tentang apa yang dikernukakan dan membantu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.Adapun caranya:

1) Menguraikan kembali gagasan peserta didik yang kurang jelas itu hingga menjadi jelas (dimengerti oleh anggota kelompok).

2) Meminta komentar peserta diskusi yang lain dengan mengajukan pertanyaan yang membantu memperjelas/ mengembangkan ide

3) Menguraikan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh sehingga mudah dimengerti


c. Menganalisis pandangan peserta didik.

Perbedaan pendapat diantara anggota kelompok dalam diskusi sering terjadi. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk membimbing peserta didik berpartisipasi secara konstruktif dan kreatif dengan cara, guru (pemimpin diskusi) mampu menganalisis alasan perbedaan pendapat misalnya:

1) Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat

2) Memperjelas hai-hal yang telah disepakati dan tidak di sepakati.


d. .Menganalisis pendapat peserta didik, dengan jalan:

1) Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang peserta didik untuk berpikir.

2) Memberikan contoh baik verbal maupun non verbal

3) Menghangatkan suasana dengan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat

4) Memberi waktu yang cukup untuk berpikir tanpa diganggu oleh komentar guru

5) Memberikan dukungan terhadap urun peserta didik dengan jalan mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan komentar yang positif, sikap yang bersahabat, mimik yang memberikan penguatan


e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, yang dilakukan dengan jalan:

1) Mencoba memancing peserta didik yang malu-malu mengeluarkan pendapat

2) Mencegah terjadinya pembicaraan yang serentak dengan memberi giliran pada peserta didik yang pendiam lebih dulu

3) Mencegah secara bijaksana peserta didik yang memonopoli pembicaraan

4) Mendorong peserta didik mengomentari urunan pikiran temannya sehingga interaksi antar peserta didik dapat ditingkatkan

5) Jika terjadi jalan buntu karena perbedaan pendapat dapat dicari jalan pemecahan masalah secara alternatif


f. Menutup diskusi dengan cara

1) Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan peserta didik

2) Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi atau tentang topik diskusi yang akan datang

3) Mengajak peserta didik menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai dengan cara observasi, wawancara, skala sikap dan sebagiannya. Dengan ini peserta didik menyadari peran dan penampilannya dalam diskusi dan merupakan balikan untuk perbaikan yang akan datang.

Agar guru menguasai ke enam keterampilan diatas dengan baik hendaknya menghindari hal-hal sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan diskusi dengan topik yang tidak sesuai dengan minat peserta didik dan latar belakang pengetahunnya

2) Mendominasi pembicraraan dengan pertanyaan yang terlampau banyak dan jawaban yang banyak pula

3) Membiarkan peserta didik tertentu monopoli pembicaraan

4) Membiarkan terjadinya penyimpangan atau pembicaraan yang tidak relevan

5) Tergesa-gesa meminta respon peserta didik atau terus mengisi waktu dengan berbicara, peserta didik tidak sempat berpikir

6) Membiarkan peserta didik enggan berpartisipasi

7) Tidak memperjelas atau mendukung urtrn pendapat peserta didik

8) Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

1 komentar:

Pintamin mengatakan...

Salam kenal, artikel anda sangat bagus pak rektor tks